Minggu, 27 Mei 2018

makalah “MENGIDENTIFIKASI SEGMEN DAN SASARAN PASAR”





MAKALAH KELOMPOK 2
MANAJEMEN PEMASARAN


Tentang:
“MENGIDENTIFIKASI SEGMEN DAN SASARAN PASAR


OLEH:
DEKA NANDA SAPUTRA
:
1630403018


DOSEN:
Dr. Himyar Pasrizal, SE, MM
Dini Sisri Putri, S. Pd, ME



JURUSAN EKONOMI SYARIAH KOSENTRASI MANJEMEN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BATUSANGKAR
2018/ 1439 H



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR           .................................................................................   i
DAFTAR ISI                          .................................................................................   ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang            .................................................................................   1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Level dan Pola Segmentasi Pasar       ........................................................... 2
B.     Srgmentasi Pasar Konsumen               ........................................................... 7
C.     Penetapan pasar Sasaran         ......................................................................  9
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan     .............................................................................................   10
B.     Saran               .............................................................................................   10
DAFTAR PUSTAKA



 

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setiap produsen selalu berusaha melalui produk yang dihasilkannya dapatlah tujuan dan sasaran perusahaannya tercapai. Produk yang dihasilkannya dapat dijual atau dibeli konsumen dengan tingkat harga yang memberikan keuntugan perusahaan jangka panjang. Melalui produk yang dapat dijualnya, perusahaan dapat menjamin kehidupannya atau nenjaga kestabilan usahanya dan berkembang.
Untuk mencapai tujuannya, setiap perusahaan mengarahkan usahanya untuk menghasilkan produk yang dapat memberikan kepuasan konsumen, sehingga dalam jangka panjang perusahaan mandapatan keuntungan yang diharapkan. Melalui produk yang dihasilkannya, perusahaan menciptakan dan membina langganan. Oleh karena itu, keberhasialn suatu perusahaan sangat ditentukan keberhasilan usaha pemasaran dari produk yang dihasilkan. Keberhasilan ini ditentukan ketepatan produk yang dihasilkan dalam memberikan kepuasan dari sasaran konsumen yang ditentukannya. Dengan kata lain, usaha-usaha pemasaran haruslah diarahkan pada konsumen yang ingin dituju sebagai sasaran pasarnya.dalam hal ini, maka usaha pemasaran yang menunjang keberhasilan perusahaan harus didasrkan pada konsep pemasaran yang tepat untuk dapat menetukan strategi pasar dan strategi pemasaran yang mengarah kepada sasarn yang dituju.
Tujuan Pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk yang di jual akan cocok sesuai dengan keinginan pelanggan,sehingga produk tersebut dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang harus di fikirkan selanjutnya adalah bagaimana membuat produk tersebut tersedia. William J Stanton, Pemasaran adalah keseluruhan intern yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli baik pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Level dan Pola Segmentasi Pasar
Titik awal pembahasan segmentasi adalah pemasaran massal. Dalam pemasaran massal, penjual menjalankan produksi massal, distribusi massal, dan promosi massal atas produk tertentu bagi semua pembeli. Argumen bagi pemasaran massal adalah ia menciptakan potensi pasar yang terbesar, yang akan menghasilkan biaya yang lebih yang lebih rendah, yang pada gilirannya dapat menghasilkan harga lebih rendah atau marjin lebih tinggi. Namun, banyak kritik yang menunjuk pada kenyata an bahwa pasar itu sebenarnya terpecah– pecah, sehingga pemasaran massal lebih sulit dilaksanakan. Tidak mengejutkan, banyak   perusahaan yang  beralih ke pemasaran mikro pada satu dari empat level berikut: pemasaran segmen, pemasaran relung, pemasaran wilayah setempat, dan pemasaran individual.
1.      Pemasaran Segmen
Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama. Dengan demikian, kita akan membedakan antara  pembela mobil yang sangat mencari transportasi dasar yang murah dan mereka yang mencari pengalaman berkendaraan yang mewah. Kita harus hati-hati agar tidak mengacaukan antara segmen dan sektor. Pembeli mobil  berpenghasilan menengah yang masih muda merupakan sektor, bukan segmen. Pemasar tidak menciptakan segmen. Tugas pemasar adalah mengidentifikasi segmen dan memutuskan mana yang dibidik. Perusahaan dapat merancang, menetapkan harga, menyingkapkan, dan menyerahkan  produk atau jasa secara lebih baik untuk memuaskan pasar sasaran. Andorson dan Narus mendorong pemasar untuk menyajikan tawaran  pemasaran yang luwes kepada semua anggota segmen, bukan tawaran standar. Tawaran pemasaran yang luwes terdiri dari dua bagian : solusi terbuka (neked solusion) yang terdiri dari unsur-unsur produk dan jasa yang dihargai oleh semua anggota segmen, dan  piihan deskresioner  yang dihargai oleh beberapa anggota segmen saja. Berbagai cara dapat digunakan untuk mendefinisikan segmen pasar. Salah satu cara untuk mengukir pasar adalah mengidentifikasi segmen pilihan. Andaikan pembeli es krim ditanyai seberapa besar penghargaan mereka terhadap rasa manis dan krem sebagai dua atribut produk, tiga pola  berbeda bias muncul.
a.       Kelebihsukaan homogeny
Menunjukkan pasar dimana kelebihsukaan semua konsumen hampir sama. Pasar tidak menunjukkan segmen natural. Kita akan memprediksi bahwa merek-merek yang ada akan serupa dan berkerumunan di sekitar skala menengah, baik rasa manis maupun krem.
b.      Kelebihsukaan tersebar
Pada sisi lain, kelebihsukaan knsumen bias terpencar di seluruh ruangan, yang mengindikasikan bahwa kelebihsukaan konsumen itu sangat bervariasi. Merek pertama yang memasuki pasar kemungkinan memposisikan dirinya sebagai agak menarik bagi paling banyak orang. Pesaing kedua dapat berlokasi dipojok untuk menarik kelompok pelanggan yang tidak puas dengan merek pusat. Jika ada beberapa merek dipasar, mereka kemungkinan memposisikan diri di seluruh ruangan dan menunjukkan perbedaan nyata untuk mencocokkan dengan perbedaan kelebihsukaan konsumen.
c.       Kelebihsukaan terkelompok
Pasar mungkin menyingkapkan kelompok kelebihsukaan yang jelas, yang disebut segmen pasar natural. Perusahaan yang pertama masuk pasar memilki tiga pilihan. Ia mungkin mengambil posisi ditengah, dengan harapan bisa menarik semua kelompok. Ia bisa mengambil di segmen pasar terbesar (pemasaran terkonsentrasi). Ia mungkin mengembangkan beberapa merek, masing-masing mngambil posisi disegmen yang berbeda. Dalam bab ini nanti kita akan mempertimbangkan berbagai cara untuk membuat segmentasi dan bersaing disebuah pasar.

2.      Pemasaran Relung
Relung (niche) kalau didefinisikan secara lebih sempit adalah kelompok  pelanggan yang mencari bauran manfaat yang terbedakan (distinctive). Pemasar biasanya mengidentifikasi relung dengan membagi-bagi segmen tertentu menjadi subsegmen. Relung yang menarik memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Pelanggan direlung itu memiliki kumpulan kebutuhan yang benar-benar berbeda, bersedia membayar harga tambahan kepada  perusahaan yang paling memuaskan kebutuhan mereka, relung itu tidak mungkin menarik pesaing lain, perusahaan pengisi relung mendapatkan  penghematan tertentu karena spesialisasi, dan relung memiliki ukuran, laba, serta potensi pertumbuhan yang memadai. Segmen biasanya cukup  besar dan karena itu umumnya menarik beberapa pesaing, sedangkan relung cukup kecil dan umumnya hanya menarik satu atau dua pesaing. Para pemasar relung ( Niche marketers) biasanya dianggap sangat memahami kebutuhan pelanggan mereka sehingga pelanggan mereka  bersedia membayar harga tambahan. Ketika efisiensi pemasaran meningkat relung yang tampaknya terlalu kecil menjadi lebih mampu menghasilkan laba.
Globalisasi telah memfasilitasi pemasaran relung. Herman Simon menjuluki para pemimpin relung global ini sebagai juara tersembunyi.
Disini ada beberapa contoh:
a.       Tetra Food memasok 80 persen dari makanan untuk iksn tropis  piaraan.
b.      Becher menguasai 85 persen pasar paying berukuran besar di dunia.
Perusahaan–perusahaan juara tersembunyi yang cenderung ditemukan di  pasar yang stabil ini umumnya milik keluarga atau kerabat dekat dan sudah lama hidup. Mereka dikhususkan bagi pelanggan dan menawarkan kenerja yang unggul, layanan yang bertanggung jawab, dan penyerahan yang tepat, (bukannya harga rendah) dan juga keakraban dengan  pelanggan. Biaya rendah untuk membuka toko di internet juga membuat  banyak bisnis kecil mulai melayani relung. Resep keberhasilan mencari relung di internet adalah pilihlah produk yang sulit ditemukan yang tidak  perlu dilihat dan disentuh oleh pelanggan.
3.      Pemasaran Lokal
Pemasaran bersasaran menghasilkan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan kelompok pelanggan local (wilayah perdagangan, lingkungan sekitar, bahkan toko tertentu). Pemasaran local mencerminkan tren pertumbuhan yang disebut  pemasaran akar rumput. Aktivitas pemasaran berkonsentrasi pada usaha menjadi serelevan mungkin dengan pelanggan individual. Sebagian besar pemasaran akar rumput setempat adalah pemasaran  percobaan yang mempromosikan satu produk atau jasa. Bukan sekedar mengomonikasikan fitur dan manfaatnya, melainkan juga menghubungkannya dengan pengalaman yang unik dan menarik. Seorang komentator pemasaran menggambarkan pemasaran eksperiansial sebagai berikut: “Idenya bukan untuk menjual sesuatu, melainkan mendemonstrasikan bagaimana sebuah merek dapat memperkaya kehidupan seorang pelanggan”. “Pencerahan pemasaran: pemasaran Eksperiansial‖ menggambarkan konsep tentang Manajemen Pengalaman Pelanggan.
Melalui beberapa buku dan makalah, Brand Schmitt dari Columbia University mengembangkan konsep Customer Experience  Managemnet (CEM) proses pengelolaan secara strategis atas keseluruhan pengalaman pelanggan dengan satu produk atau  perusahaan. Menerut Schmitt, merek-merek dapat membantu menciptakan lima tipe pengalaman berbeda, yaitu (1) Mengindra, (2) Merasa, (3) Berfikir, (4) Bertindak, (5) Berelasi. Dalam masing-masing kasus, Schmitt membedakan level tanggapan hard-wired dan acquired experiential. Dia mempertahankan bahwa pemasar dapat memberikan pengalaman–pengalaman bagi pelanggan melalui perangkat penyaji pengalaman. Kerangka CEM terdiri dari lima langkah dasar berikut ini:
a.       Menganalisis dunia pengalaman pelanggan
Mendapatkan  pencerahan tentang konteks sosiokultural konsumen atau konteks  bisnis dari peanggan bisnis.
b.      Membangun platfon eksperiansial
Mengembangkan satu strategis yang mencakup penentuan posisi untuk jenis pengalaman yang dipertahankan merek (“apa”), preposisi nilai dari pengalaman relevan apa yang diserahkan (“mengapa”), dan keseluruhan tema implementasi yang akan dikomunikasikan (“bagaimana”).

c.       Merancang pengalaman merek
Mengimplementasikan platform eksperinsial mereka dalam melihat atau merasakan logos dan signage, kemasan, dan tempat eceran, dalam iklan, kolateral, dan online.
d.      Menstruktur interface pelanggan
Mengimplementasikan platform eksperinsial dalam interfaces yang dinamik dan interaktif, termasuk tatap muka ditoko selama kunjungan penjual, dimeja check-in hotel, atau mesin e-commerce pada situs web.
e.       Ikut terlibat dalam inovasi yang terus menerus
Menginplementasikan platform dalam pengembangan produk baru, kegiatan pemasaran kreatif untuk pelanggan, dan memerhatikan  pengalaman pada setiap titik kontak dengan baik. (Daid,Creven:1996)

Pine and Gilmore yang merupakan pelopor pada topic ini berargumentasi bahwa kita berada di ambang “Ekonomi Pengalaman” satu era ekonomi baru dimana semua orang bisnis harus mengorkestrasi acara-acara khusus penuh kenangan bagi pelanggan mereka. Mereka menegaskan:
§  Jika menuntut bahan, maka anda bergerak dalam bisnis komoditi.
§  Jika menuntut barang-barang berwujud, maka anda bergera dalam bisnis barang.
§  Jika menuntut kegiatan yang anda jalankan, maka anda bergerak dalam bisnis jasa.
§  Jika menuntut waktu yang dihabiskan pelanggan bersama anda, maka anda bergerak dalam bisnis pengalaman.
Mereka yang menentang pemasaran local berpendapat bahwa mereka meningkatkanbiaya produksi dan pemasaran karena mengurangi skala ekonomis. Logistik menjadi masalah besar jika berusaha memenuhi tuntutan pasar regional dan local yang berbeda. Tentu, citra menyeluruh perusahaan akan luntur bila produk dan pesannya berbeda- beda di tempat yang berbeda. Kustomerisasi Tingkat segmentasi tertinggi mengarah ke “segmen tunggal”, “pemasaran sesuia kebutuhan satu pelanggan (customized marketing )” atau “pemasaran satu lawan satu”. Dewasa ini pelanggan lebih banyak berinisiatif sendiri didalam menentukan apa dan bagaimana melakukan  pembelian. Seleksi yang dilakukan pelanggan mengirimkan sinyal ke system manufacturing, pemasok yang menggerakkan roda perbekalan,  perakitan, dan pengiriman. Kustomerisasi menggabungkan kustomisasi massal yang didorong operasi dengan pemasaran terkustomisasi dengan cara memberdayakan konsumen untuk merancang tawaran produk dan jasa yang menjadi pilihan mereka. Perusahaan itu terkustomerisasi produk, jasa, dan pesan satu lawan satu. Kustomisasi tidak berlaku bagi setiap perusahaan. Kustomisasi  bisa sangat sulit untuk diimplementasikan pada produk-produk yang rumit seperti mobil. Kustomisasi dapat meningkatkan biaya barang melebihi yang siap dibayar oleh pelanggan. Sejumlah pelanggan tidak tahu apa yang mereka inginkan sampai mereka melihat produk actual. Pelanggan tidak dapat membatalkan pesanan setelah perusahaan mulai mengerjakan produk itu. Produk itu bisa sulit untuk diperbaiki dan memiliki nilai jual yang kecil. Meskipun demikian, kustomisasi telah  berfungsi dengan baik pada beberapa produk. (Farid wijaya,Irawan:1996)

B.     Segmentasi Pasar Konsumen
Dua variabel besar dipergunakan untuk melakukan segmentasi terhadap pasar konsumen. Beberapa penelitian mencoba untuk membentuk segmen dengan melihat pada karakteristik konsumen geografis, demografis, dan spikografis. Penelitian lain mencoba untuk membentuk segmen dengan melihat pada respons konsumen terhadap manfaat, waktu, penggunaan, atau merek. Setelah segmen terbentuk, penelitian melihat apakah ada karakteristik berbeda yang dikaitkan dengan setiap dengan segmen respons pelanggan. (Philip Kotler. 2004)
Berikut menunjukan cara bagaimana variabel demografis tertentu makanan untuk melakukan segmen pasar.
1.      Usia dan tahap siklus hidup, yaitu keinginan dan kemampuan konsumen berubah dengan sesuai usia. Usia adalah alat yang buruk untuk melakukan prediksi waktu dan berbagai kejadian hidup, dan juga alat yang buruk untuk memperkirakan kesehatan, status pekerjaan, status keluarga.
2.      Tahap kehidupan, yaitu orang-orang yang bagian hidup yang sama-sama memiliki tahap kehidupan yang berbeda. Tahap kehidpan menjelaskan tentang hal yang paling menyedot perhatian orang seperti menjelaskan proses penceraian, memasuki pernikahan kedua, merawat orang tua yang lanjut usia dan lainnya. Tahap kehidupan ini memberikan peluang bari para pemasar yang bisa membantu orang mengatasi masalah yang menyedot perkiraan mereka.
3.      Jenis kelamin, yaitu pria dan wanita cendung memiliki orientasi sikap dan perilaku yang berbeda, yang disebabkan oleh warisan genetik dan praktik norma sosial.
4.      Pendapatan, yaitu segemen pendapatan adalah praktik yang telah lama dilakukan pada kategori prokduk dan layanan seperti mobil, perahu, pakaian, kosmetika, dan penjualan.
5.      Generasi, banyak penelitian sekarang beralih pada segmentasi generasi. Setiap generasi dipengaruhi oleh masa di mana mereka tumbuh musik, flim, politik, dan kejadia penting pada periode tertentu. Para ahli demografi menyebut kelompok ini sebagai kahor.
6.      Kelas sosial, kelas sosial di pengaruhi kuat dalam hal profesional terhadap mobil, pakaian, perabotan rumah, aktivitas liburan, kebiasaan mencoba, dan toko eceran yang dipilih.
7.      Gaya hidup, orang menunjukan gaya hidup yang jauh lebih beragam dari pada yang lebih ditunjukan oleh tujuh kelas sosial. Ada banyak perbedaan dalam sikap, selera, dan aktifitas, dan hal ini mempengaruhi barang dan layanan yang dikonsumsi.
8.      Keperibadian, pasar telah memakai variabel keperibadian untuk melakukan segmentasi pasar. Mereka melengkapi produknya dengan kepribadian merek yang berkaitan dengan kepribadian konsumen sasaran.
9.      Nilai, beberapa pasar melakukan segmentasi berdasarkan nilai inti, sistem keyakinan yang mendasari sikap dan perilaku konsumen. Nilai-nilai inti berada jauh lebih dalam dan sikap atau perilaku dan menentukan, pada tingkat mendasar, pilihan orang dan keinginannya dalam jangka panjang.
10.  Kejadian khusus, pembelian bisa dibedakan oleh kejadian yang mereka alami saat mereka membentuk kebutuhan, membeli produk, atau mempergunakan produk. Segmentasi berdasarkan kejadian khusus bisa membantu perusahaan memperluas penggunaan produk.
11.  Manfaat, pembelian bisa dikelompokan berdasarkan manfaat yang mereka cari.
12.  Status pemakaian, pasar bisa disegmentasi menjadi bukan pemakain, mantan pemakaian, calon pemakaian potensial, pemakaian pertama kali, dan pemakai teratur dari suatu produk.
13.  Ringkat penggunaan, pasar bisa disegmentasi ke pemakaian ringan, menengah, dan berat.
14.  Status kesetiaan, konsumen memiliki derajat kesetiaan yang bervariasi terhadap merek, toko, dan perusahaan tertentu.
15.  Tahap kesiapan pembeli, sebuah pasar terdiri dari orang-orang dalam tahapan kesiapan untuk membeli produk yang berbeda.
16.  Sikap, sikap bisa ditemukan di pasar: antusias, positif, tidak peduli, negatif, dan memusuhi. (Philip Kotler. 2004)


C.    Penetapan Pasar Sasaran
Penetapan Pasar Sasaran (Target market) Adalah kegiatan yang berisi dan menilai serta memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki oleh suatu perusahaan. Apabila perusahaan ingin menentukan segmen pasar mana yang akan dimasukinya, maka langkah yang pertama adalah menghitung dan menilai potensi profit dari berbagai segmen yang ada.
Perusahaan harus membagi-bagi pasar menjadi segmen-segmen pasar utama, setiap segmen pasar kemudian dievaluasi, dipilih dan diterapkan segmen tertentu sebagai sasaran. Dalam kenyataannya perusahaan dapat mengikuti salah satu diantara lima strategi peliputan pasar, yaitu:
1.      Konsentrasi pasar tunggal, ialah sebuah perusahaan dapat memusatkan kegiatannya dalam satu bagian daripada pasar. Biasanya perusahaan yang lebih kecil melakukan pilihan ini.
2.      Spesialisasi produk, sebuah perusahaan memutuskan untuk memproduksi satu jenis produk. Misalnya sebuah perusahaan memutuskan untuk memproduksi hanya mesin tik listrik bagi sekelompok pelanggan.
3.      Spesialisasi pasar, misalnya sebuah perusahaan memutuskan untuk membuat segala macam mesin tik, tetapi diarahkan untuk kelompok pelanggan yang kecil.
4.      Spesialisasi selektif, sebuah perusahaan bergerak dalam berbagai kegiatan usaha yang tidak ada hubungan dengan yang lainnya, kecuali bahwa setiap kegiatan usaha itu mengandung peluang yang menarik
5.      Peliputan keseluruhan, yang lazim dilaksanakan oleh industri yang lebih besar untuk mengungguli pasar. Mereka menyediakan sebuah produk untuk setiap orang, sesuai dengan daya beli masing-masing.( Buchari Alma. 2007)
 
  


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pemasaran sasaran menghendaki tiga langkah utama. Pertama, sasaran segmentasi pasar yaitu tindakan membagi pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang mungkin memerlukan produk / bauran pemasaran berbeda. Kedua, menetapkan pasar sasaran yaitu tindakan mengevaluasi dan menyeleksi satu atau lebih segmen pasar yang hendak dimasuki. Ketiga, penempatan produk yaitu tindakkan merumuskan penentuan posisi bersaing untuk produk dan bauran pemasaran secara terperinci.
Penentuan pasar sasaran merupakan proses pengevaluasian dan pemilihan setiap segmen yang akan dilayani oleh setiap perusahan. Sedangkan strategi penentuan posisi merupakan kombinasi kegiatan pemasaran yang dilakukan manajemen untuk memenuhi kebutuhan dan keingina dari setiap pasar sasaran. Strategi ini terdiri dari komponen Produk dan jasa pendukung, distribusi, harga, dan promosi.

B.     Saran
Demikianlah makalah singkat ini, saya menyadari banyaknya kekurangan didalam penyusunannya. Maka dari itu saya meminta maaf dan mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Atas perhatiannya saya ucapakan terimakasih.
  
 
 
DAFTAR PUSTAKA
Kotler Philip. Manajemen Pemasaran: Perspektif Asia. PT. INDEKS Gramedia. 2004
Alma, Buchari. 2007. Manajemen pemasaran dan pemasaran jasa. Edisi Revisi.     Bandung: Alfabeta
Craven, David W. Pemasaran Strategi. Erlangga. Jakarta: 1996.
Irawan, Faried Wijaya, M.N Sudjoni. Pemasaran: Prinsip dan Kasus Edisi 2. BPFE. Yogyakarta: 1996


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

makalah tentang TEORI KETENAGAKERJAAN DAN UPAH

MAKALAH ILMU EKONOMI MIKRO Tentang : TEORI KE TENAGAKERJAAN DAN UPAH Oleh : DEKA NANDA SAPUTRA NIM: 1630403018 ...