MAKALAH KELOMPOK 5
MANAJEMEN OPERASIONAL
“PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PRODUKSI”
OLEH :
DEKA NANDA SAPUTRA :
1630403018
DOSEN :
M . HASBY NASUTION, S. Ag, MM
JURUSAN EKONOMI SYARIAH KOSENTRASI MANJEMEN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BATUSANGKAR
2018/ 1439 H
KATA
PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, sehingga
Penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dan tidak lupa juga Penulis ucapkan
terimakasih kepada Dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan
dukungan dan motivasi dalam penyelesaian makalah ini.
Didalam makalah Manajemen Operasional ini Penulis akan
menjelaskan “Perencanaan dan Pengawasan Produksi”.
Penulis menyadari akan kelemahan dan kekurangan dalam
pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, segala kritik dan saran akan Penulis
terima dengan penuh ucapan terimakasih demi kemajuan dan kesempurnaan makalah
ini. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan
wawasan yang lebih mengenai “Perencanaan dan Pengawasan Produksi” bagi pembaca.
Aaamiin.
Batusangkar,
1 Mei 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan dan Pengawasan Produksi ................................. 3
B.
Perencanaan
Agregat ................................................................................. 4
C.
Skeduling
Induk ................................................................................. 6
D. Skeduling Terperinci ................................................................................. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 9
B. Saran ............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan sebagai suatu proses, karena
perencanaan adalah suatu tindakan pemilihan yang terbaik/ menguntungkan dari
berbagai alternatif dalam usaha pencapaian tujuan. Adapun perencanaan sebagai
fungsi manajemen, dimana pimpinan wajib melakukan perencanaan sebagai pedoman
dalam kegiatan sebagai pedoman dalam kegiatannya untuk mencapai tujuan
organisasi. Sedangkan perencanaan sebagai keputusan ialah untuk kejelasan apa
yang akan dilakukan, bilamana akan dilakukan dan siapa yang akan melakukan.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses
mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu,
dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan
fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan
dapat berjalan.
Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam
manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan
mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa
adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang
memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya. Di
dalam suatu organisasi terdapat tipe-tipe pengawasan yang digunakan, seperti
pengawasan Pendahuluan (preliminary control), Pengawasan pada saat kerja
berlangsung (cocurrent control), Pengawasan Feed Back (feed back control). Di
dalam proses pengawasan juga diperlukan Tahap-tahap pengawasan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pengertian Perencanaan dan Pengawasan
Produksi ?
2. Bagaimana Perencanaan Agregat ?
3. Apa itu Skeduling Induk ?
4. Bagaimana Skeduling Terperinci ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Hal yang sangat penting diketahui dalam setiap
kerjasama individu dalam kelompok, ialah maksud dan tujuan kerjasama tersebut,
dan harus jelas mengetahui metode pencapaiannya. Bila usaha kelompok itu ingin
dapat efektif, orang-orang dalam kelompok itu harus mengetahui apa yang
diharapkan untuk penyelesaiannya. Inilah yang dimaksud dengan fungsi
perencanaan, yang merupakan landasan pokok dari semua fungsi manajemen. Hal ini
menyangkut pemilihan diantara beberapa alternatif usaha kegiatan untuk waktu
yang akan datang bagi setiap unit yang berada didalam suatu organisasi secara
keseluruhan. Untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan pemilihan dari
tujuan-tujuan atau sasaran dan menentukan cara penyelesaiannya.
Garth N. Mendefinisikan perencanaan
sebagai berikut: adalah proses pemilihan dan pengembangan daripada tindakan
yang paling baik/ menguntungkan untuk mencapai tujuan.
Mc .Farland mendefinisaikan perencanaan
sebagai berikut: adalah fungsi dimana pimpinan kemungkinan menggunakan pengaruh
daripada kewenangannya, yang dapat mengubah kegiatan dan tujuan daripada
organisasi.
W. H. Newman memberikan definisi sebagai
berikut: adalah keputusan apa yang akan dikerjakan untuk waktu yang akan
datang, yaitu suatu rencana yang diproyeksikan dalam suatu tindakan.
Berdasarkan atas pendapat-pendapat tersebut
diatas, jelaslah bahwa; perencanaan sebagai suatu proses, suatu fungsi, dan
suatu keputusan.
Pengertian Pengawasan Produk
Robert J. Mockler, Pengawasan
yaitu usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan
perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan
nyata dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasai dan mengambil
tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah
dipergunakan dengan efektif dan efisien.
George R. Tery, Mengartikan pengawasan sebagai mendeterminasi
apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila
perlu, menerapkan tidankan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
Pengawasan produksi adalah kegiatan untuk
mengkoordinir aktivitas-aktivitas pengerjaan/pengolahan agar waktu penyelesaian
yang telah ditentukan terlebih dahulu dapat dicapai dengan efektif dan efisien.
B. Perencanaan Agregat
Aggregate Planning (AP) adalah suatu aktivitas
operasional untuk menentukan jumlah dan waktu produksi pada waktu dimasa yang
akan datang.AP juga didefinisikan sebagai usaha untuk menyamakan antara supply
dan demand dari suatu produk atau jasa dengan jalan menentukan jumlah dan waktu
input, transformasi, dan output yang tepat. Dimana keputusan AP dibuat untuk
produksi, staffing, inventory, dan backorder level.
Perencanaan Agregat (agregat planning) juga
dikenal sebagai Penjadwalan Agregat adalah Suatu pendekatan yang biasanya
dilakukan oleh para manajer operasi untuk menentukan kuantitas dan waktu
produksi pada jangka menengah (biasanya antara 3 hingga 18 bulan ke depan).
Perencanaan agregat dapat digunakan dalam menentukan jalan terbaik untuk
memenuhi permintaan yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat
tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak, dan
variabel lain yang dapat dikendalikan. Keputusan Penjadwalan menyangkut
perumusan rencana bulanan dan kuartalan yang mengutamakan masalah mencocokkan
produktifitas dengan permintaan yang fluktuatif. Oleh karenanya perencanaan
Agregat termasuk dalam rencana jangka menengah.
Proses perencanaan dapat digolongkan dalam
tiga tingkatan yaitu:
1. Long Range Plans
Merupakan
perencanaan lebih dari setahun yang menyangkut perencanaan produk baru,biaya
perluasan dan sebagainya. Long Range Plans ditetapkan oleh manajer pucak.
2. Intermediete Range Plans
Merupakan
rencana atara 3 sampai 18 bulan, menyangkut rencana penjualan, rencana
produksi, rencana inventory, anggaran tenaga kerja dan sebagainya. Intermediate
range plans ditetapkan oleh Manajer Operasi.
3. Short Range Plans
Merupakan rencana kurang dari tiga bulan yang
menyangkut job assignment, ordering, Job scheduling. Short Range Plans
ditetapkan oeh Manajer Operasi bersama dengan supervisor dan operator. (Handoko,
H. 1984)
Dalam tiga tingkatan proses perencanaan
tersebut, perencanaan agregat berada pada tingkatan kedua yaitu Intermediate
plans yang menyangkut rencana produksi / operasi perusahaan.
Perencanaan agregat membentuk keterkaitan
antara perencanaan fasilitas di satu pihak dan penjadwalan dipihak lain.
Perencanaan fasilitas membatasi keputusan perencanaan agregat.penjadwalan
berkenaan dengan jangka waktu yang pendek (beberapa bulan atau kurang) dan
dibatasi oleh keputusan perencanaan agregat. Perencanaan agregat berkaitan
dengan perolehan sumber daya, sedangkan penjadwalan berkaitan denngan
pengalokasian sumber daya yang tersedia terhadap pekerjaan dan pesanan
tertentu. Jadi perbedaan dasar harus dilakukan antara perolehan sumber daya
melalui penjadwalan.
C.
Skeduling Induk
Skeduling/ penjadwalan adalah kegiatan
pengalokasian sumber-sumber atau mesin-mesin yang ada untuk menjalankan
sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu, Baker,1974
Skeduling juga didefinisikan sebagai rencana
pengaturan urutan kerja serta pengalokasian sumber, baik waktu maupun fasilitas
untuk setiap operasi yang harus diselesaikan ,Vollman,1998.
Skeduling menurut Vollman (1998),
Penjadwalan adalah rencana pengaturan urutan kerja serta pengalokasian sumber,
baik waktu maupun fasilitas untuk setiap operasi yang harus diselesaikan.
Dari beberapa definisi yang telah disebutkan
maka dapat ditarik satu definisi Skeduling adalah suatu kegiatan perancangan
berupa pengalokasian sumber daya baik mesin maupun tenaga kerja untuk
menjalankan sekumpulan tugas sesuai prosesnya dalam jangka waktu tertentu.
Skedul induk sebagai hasilnya menyajikan
rencana menyeluruh dan lebih detail dengan merinci rencana produksi
masing-masing produk akhir. Beberapa fungsi penting skedul produksi induk
adalah :
1. Menterjemahkan dan merinci rencana-rencana
agregat menjadi produk-produk akhir tertentu (spesifik).
2. Mengevaluasi skedul-skedul alternatif.
3. Merinci dan menentukan
kebutuhan-kebutuhan material.
4. Merinci dan menentukan
kebutuhan-kebutuhan kapasitas.
5. Memudahkan pemrosesan informasi.
6. Menjaga validitas prioritas-prioritas.
7. Menggunakan kapasitas secara efektif.
Proses Scheduling Induk
Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan
dalam scheduling induk adalah :
a. Scheduling induk dikerjaka atas dasar
rencana produksi agregat.
b. Menyusun skedul dengan modul-modul umum bila
mungkin.
c. Melakukan pembebanan bagi fasilitas-fasilitas
secara realistik.
d. Mentampaikan order-order atas dasar satuan
waktu.
e. Memonitor tingkat persediaan secar cermat.
f. Melakukan rescheduling sesuai
keperluan. (P,Subagyo, 2009)
D. Skeduling Terperinci
Setelah skedul produksi induk, yang
dijabarkan dan dipadankan dengan tersedianya sumber daya (material) dan
kemampuan kapasitas dalam sistem perencanaan kebutuhan bahan dan perencanaan
kebutuhan kapasitas, menetapkan produk-produk (atau
komponen-komponen) apa yang akan diproduksi, dalam kuantitas berapa, dan
kapan produk-produk tersebut akan diperlukan, kita menyiapkan dan
menyusun scheduling terperinci.
Scheduling menyangkut penetapan kapan
suatu operasi atau kegiatan harus dimulai agar hari penyelesaian pembuatan
produk dapat dipenuhi. Dalam hal penetapan tanggal setiap operasi, kita
mengenal dua macam cara, yaitu :
1. Forward Scheduling.
Skedul-skedul
disusun berdasarkan tanggal permulaan operasi yang diketahui dan kemudian
bergerak kemuka dari operasi pertama sampai operasi terakhir untuk menentukan
tanggal penyelesaian.
2. Backward Scheduling.
Proses scheduling dimulai
dengan tanggal penyelesaian yang ditentukan dan bekerja dibelakang untuk
menentukan tanggal mulai operasi yang diperlukan. Proses ini menghasilkan
tanggal dalam penyampaian order kepada pabrik untuk setiap komponen dan
merupakan batas waktu untuk setiap order operasi.
Disamping itu, kita juga mengenal dua jenis
scheduling lainnya:
a. Order
Scheduling
Scheduling Ini
menentukan kapan setiap pesanan harus dikerjakan dan dilaksanakan.
Skedul-skedul pesanan menunjukkan kuantitas-kuantitas produk tertentu yang akan
dibuat dalam satu minggu atau satu bulan.
b. Machine Scheduling
Scheduling ini
menentukan waktu pengerjaan pada setiap mesin. Tetapi, dalam praktek,
skedul-skedul penggunaan mesin-mesin yang sering menyebabkan kemancetan. (T.
Hani Handoko, 2010-2011).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mc
.Farland mendefinisaikan perencanaan sebagai berikut: adalah fungsi dimana
pimpinan kemungkinan menggunakan pengaruh daripada kewenangannya, yang dapat
mengubah kegiatan dan tujuan daripada organisasi.
Pengawasan
produksi adalah kegiatan untuk mengkoordinir aktivitas-aktivitas
pengerjaan/pengolahan agar waktu penyelesaian yang telah ditentukan terlebih
dahulu dapat dicapai dengan efektif dan efisien.
Perencanaan
Agregat adalah suatu aktivitas operasional untuk menentukan jumlah dan waktu
produksi pada waktu dimasa yang akan datang.AP juga didefinisikan sebagai usaha
untuk menyamakan antara supply dan demand dari suatu produk atau jasa dengan
jalan menentukan jumlah dan waktu input, transformasi, dan output yang tepat.
Dimana keputusan AP dibuat untuk produksi, staffing, inventory, dan backorder
level.
Skeduling/
penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian sumber-sumber atau mesin-mesin yang
ada untuk menjalankan sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu.
B.
Saran
Demikianlah
makalah singkat ini, saya menyadari banyaknya
kekurangan
didalam
penyusunannya.
Maka dari itu
saya meminta maaf dan
mengharapkan
kepada
para pembaca untuk memberikan kritik
dan saran agar makalah ini menjadi lebih
baik lagi dimasa
yang akan
datang.
Atas perhatiannya saya ucapakan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, H. 1984. “Dasar – Dasar Manajemen
Produksi dan Operasi”, 1984.Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Handoko, H. “Dasar-dasar Manajemen Produksi dan
Operasi”, 2010-2011, BPFE, Yogyakarta, Edisi Pertama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar