Minggu, 27 Mei 2018

makalah "PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PRODUKSI"




MAKALAH KELOMPOK 5
MANAJEMEN OPERASIONAL

“PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PRODUKSI”



OLEH :
DEKA NANDA SAPUTRA : 1630403018


DOSEN :
M . HASBY NASUTION, S. Ag, MM


JURUSAN EKONOMI SYARIAH KOSENTRASI MANJEMEN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BATUSANGKAR
2018/ 1439 H

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dan tidak lupa juga Penulis ucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian makalah ini.
Didalam makalah Manajemen Operasional ini Penulis akan menjelaskan “Perencanaan dan Pengawasan Produksi”.
Penulis menyadari akan kelemahan dan kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, segala kritik dan saran akan Penulis terima dengan penuh ucapan terimakasih demi kemajuan dan kesempurnaan makalah ini. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih mengenai “Perencanaan dan Pengawasan Produksi” bagi pembaca. Aaamiin.

Batusangkar, 1  Mei 2018

       
        Penulis

















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR           .................................................................................   i
DAFTAR ISI                          .................................................................................   ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang            .................................................................................   1
B.     Rumusan Masalah       .................................................................................   2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Perencanaan dan Pengawasan Produksi   .................................   3
B.     Perencanaan Agregat  .................................................................................   4
C.     Skeduling Induk         .................................................................................   6
D.    Skeduling Terperinci   .................................................................................   7
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan     .............................................................................................   9
B.     Saran               .............................................................................................   9
DAFTAR PUSTAKA











BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perencanaan sebagai suatu proses, karena perencanaan adalah suatu tindakan pemilihan yang terbaik/ menguntungkan dari berbagai alternatif dalam usaha pencapaian tujuan. Adapun perencanaan sebagai fungsi manajemen, dimana pimpinan wajib melakukan perencanaan sebagai pedoman dalam kegiatan sebagai pedoman dalam kegiatannya untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan perencanaan sebagai keputusan ialah untuk kejelasan apa yang akan dilakukan, bilamana akan dilakukan dan siapa yang akan melakukan.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.
Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya. Di dalam suatu organisasi terdapat tipe-tipe pengawasan yang digunakan, seperti pengawasan Pendahuluan (preliminary control), Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control), Pengawasan Feed Back (feed back control). Di dalam proses pengawasan juga diperlukan Tahap-tahap pengawasan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu Pengertian Perencanaan dan Pengawasan Produksi ?
2.      Bagaimana Perencanaan Agregat ?
3.      Apa itu Skeduling Induk ?
4.      Bagaimana Skeduling Terperinci ?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Hal yang sangat penting diketahui dalam setiap kerjasama individu dalam kelompok, ialah maksud dan tujuan kerjasama tersebut, dan harus jelas mengetahui metode pencapaiannya. Bila usaha kelompok itu ingin dapat efektif, orang-orang dalam kelompok itu harus mengetahui apa yang diharapkan untuk penyelesaiannya. Inilah yang dimaksud dengan fungsi perencanaan, yang merupakan landasan pokok dari semua fungsi manajemen. Hal ini menyangkut pemilihan diantara beberapa alternatif usaha kegiatan untuk waktu yang akan datang bagi setiap unit yang berada didalam suatu organisasi secara keseluruhan. Untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan pemilihan dari tujuan-tujuan atau sasaran dan menentukan cara penyelesaiannya.
Garth N. Mendefinisikan perencanaan sebagai berikut: adalah proses pemilihan dan pengembangan daripada tindakan yang paling baik/ menguntungkan untuk mencapai tujuan.
Mc .Farland mendefinisaikan perencanaan sebagai berikut: adalah fungsi dimana pimpinan kemungkinan menggunakan pengaruh daripada kewenangannya, yang dapat mengubah kegiatan dan tujuan daripada organisasi.
W. H. Newman memberikan definisi sebagai berikut: adalah keputusan apa yang akan dikerjakan untuk waktu yang akan datang, yaitu suatu rencana yang diproyeksikan dalam suatu tindakan.
Berdasarkan atas pendapat-pendapat tersebut diatas, jelaslah bahwa; perencanaan sebagai suatu proses, suatu fungsi, dan suatu keputusan.
Pengertian Pengawasan Produk
Robert J. Mockler, Pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasai dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.
George R. Tery, Mengartikan pengawasan sebagai mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tidankan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Pengawasan produksi adalah kegiatan untuk mengkoordinir aktivitas-aktivitas pengerjaan/pengolahan agar waktu penyelesaian yang telah ditentukan terlebih dahulu dapat dicapai dengan efektif dan efisien.

B.     Perencanaan Agregat
Aggregate Planning (AP) adalah suatu aktivitas operasional untuk menentukan jumlah dan waktu produksi pada waktu dimasa yang akan datang.AP juga didefinisikan sebagai usaha untuk menyamakan antara supply dan demand dari suatu produk atau jasa dengan jalan menentukan jumlah dan waktu input, transformasi, dan output yang tepat. Dimana keputusan AP dibuat untuk produksi, staffing, inventory, dan backorder level.
Perencanaan Agregat (agregat planning) juga dikenal sebagai Penjadwalan Agregat adalah Suatu pendekatan yang biasanya dilakukan oleh para manajer operasi untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah (biasanya antara 3 hingga 18 bulan ke depan). Perencanaan agregat dapat digunakan dalam menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak, dan variabel lain yang dapat dikendalikan. Keputusan Penjadwalan menyangkut perumusan rencana bulanan dan kuartalan yang mengutamakan masalah mencocokkan produktifitas dengan permintaan yang fluktuatif. Oleh karenanya perencanaan Agregat termasuk dalam rencana jangka menengah.
Proses perencanaan dapat digolongkan dalam tiga tingkatan yaitu:
1.      Long Range Plans
Merupakan perencanaan lebih dari setahun yang menyangkut perencanaan produk baru,biaya perluasan dan sebagainya. Long Range Plans ditetapkan oleh manajer pucak.
2.      Intermediete Range Plans
Merupakan rencana atara 3 sampai 18 bulan, menyangkut rencana penjualan, rencana produksi, rencana inventory, anggaran tenaga kerja dan sebagainya. Intermediate range plans ditetapkan oleh Manajer Operasi.
3.      Short Range Plans
Merupakan rencana kurang dari tiga bulan yang menyangkut job assignment, ordering, Job scheduling. Short Range Plans ditetapkan oeh Manajer Operasi bersama dengan supervisor dan operator. (Handoko, H. 1984)
Dalam tiga tingkatan proses perencanaan tersebut, perencanaan agregat berada pada tingkatan kedua yaitu Intermediate plans yang menyangkut rencana produksi / operasi perusahaan.
Perencanaan agregat membentuk keterkaitan antara perencanaan fasilitas di satu pihak dan penjadwalan dipihak lain. Perencanaan fasilitas membatasi keputusan perencanaan agregat.penjadwalan berkenaan dengan jangka waktu yang pendek (beberapa bulan atau kurang) dan dibatasi oleh keputusan perencanaan agregat. Perencanaan agregat berkaitan dengan perolehan sumber daya, sedangkan penjadwalan berkaitan denngan pengalokasian sumber daya yang tersedia terhadap pekerjaan dan pesanan tertentu. Jadi perbedaan dasar harus dilakukan antara perolehan sumber daya melalui penjadwalan.
C.    Skeduling Induk
Skeduling/ penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian sumber-sumber atau mesin-mesin yang ada untuk menjalankan sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu, Baker,1974
Skeduling juga didefinisikan sebagai rencana pengaturan urutan kerja serta pengalokasian sumber, baik waktu maupun fasilitas untuk setiap operasi yang harus diselesaikan ,Vollman,1998.
Skeduling menurut Vollman (1998), Penjadwalan adalah rencana pengaturan urutan kerja serta pengalokasian sumber, baik waktu maupun fasilitas untuk setiap operasi yang harus diselesaikan.
Dari beberapa definisi yang telah disebutkan maka dapat ditarik satu definisi Skeduling adalah suatu kegiatan perancangan berupa pengalokasian sumber daya baik mesin maupun tenaga kerja untuk menjalankan sekumpulan tugas sesuai prosesnya dalam jangka waktu tertentu.
Skedul induk sebagai hasilnya menyajikan rencana menyeluruh dan lebih detail dengan merinci rencana produksi masing-masing produk akhir. Beberapa fungsi penting skedul produksi induk adalah :
1.      Menterjemahkan dan merinci rencana-rencana agregat menjadi produk-produk akhir tertentu (spesifik).
2.      Mengevaluasi skedul-skedul alternatif.
3.      Merinci  dan menentukan kebutuhan-kebutuhan material.
4.      Merinci  dan menentukan kebutuhan-kebutuhan kapasitas.
5.      Memudahkan  pemrosesan informasi.
6.      Menjaga validitas prioritas-prioritas.
7.      Menggunakan kapasitas secara efektif.
Proses Scheduling Induk
Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam scheduling induk adalah :
a.       Scheduling induk dikerjaka atas dasar rencana produksi agregat.
b.      Menyusun skedul dengan modul-modul umum bila mungkin.
c.       Melakukan pembebanan bagi fasilitas-fasilitas secara realistik.
d.      Mentampaikan order-order atas dasar satuan waktu.
e.       Memonitor tingkat persediaan secar cermat.
f.       Melakukan rescheduling sesuai keperluan. (P,Subagyo, 2009)

D.    Skeduling Terperinci
Setelah skedul  produksi induk, yang dijabarkan dan dipadankan dengan tersedianya sumber daya (material) dan kemampuan kapasitas dalam sistem perencanaan kebutuhan bahan dan perencanaan kebutuhan kapasitas, menetapkan produk-produk (atau komponen-komponen) apa yang akan diproduksi, dalam kuantitas berapa, dan kapan produk-produk tersebut akan diperlukan, kita menyiapkan dan menyusun scheduling terperinci.
Scheduling menyangkut penetapan kapan suatu operasi atau kegiatan harus dimulai agar hari penyelesaian pembuatan produk dapat dipenuhi. Dalam hal penetapan tanggal setiap operasi, kita mengenal dua macam cara, yaitu :
1.      Forward Scheduling.
Skedul-skedul disusun berdasarkan tanggal permulaan operasi yang diketahui dan kemudian bergerak kemuka dari operasi pertama sampai operasi terakhir untuk menentukan tanggal penyelesaian.
2.      Backward Scheduling.
Proses scheduling dimulai dengan tanggal penyelesaian yang ditentukan dan bekerja dibelakang untuk menentukan tanggal mulai operasi yang diperlukan. Proses ini menghasilkan tanggal dalam penyampaian order kepada pabrik untuk setiap komponen dan merupakan batas waktu untuk setiap order operasi.
Disamping itu, kita juga mengenal dua jenis scheduling lainnya:
a.        Order Scheduling
Scheduling Ini menentukan kapan setiap pesanan harus dikerjakan dan dilaksanakan. Skedul-skedul pesanan menunjukkan kuantitas-kuantitas produk tertentu yang akan dibuat dalam satu minggu atau satu bulan.
b.      Machine Scheduling
Scheduling ini menentukan waktu pengerjaan pada setiap mesin. Tetapi, dalam praktek, skedul-skedul penggunaan mesin-mesin yang sering menyebabkan kemancetan. (T. Hani Handoko, 2010-2011).









BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Mc .Farland mendefinisaikan perencanaan sebagai berikut: adalah fungsi dimana pimpinan kemungkinan menggunakan pengaruh daripada kewenangannya, yang dapat mengubah kegiatan dan tujuan daripada organisasi.
            Pengawasan produksi adalah kegiatan untuk mengkoordinir aktivitas-aktivitas pengerjaan/pengolahan agar waktu penyelesaian yang telah ditentukan terlebih dahulu dapat dicapai dengan efektif dan efisien.
            Perencanaan Agregat adalah suatu aktivitas operasional untuk menentukan jumlah dan waktu produksi pada waktu dimasa yang akan datang.AP juga didefinisikan sebagai usaha untuk menyamakan antara supply dan demand dari suatu produk atau jasa dengan jalan menentukan jumlah dan waktu input, transformasi, dan output yang tepat. Dimana keputusan AP dibuat untuk produksi, staffing, inventory, dan backorder level.
            Skeduling/ penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian sumber-sumber atau mesin-mesin yang ada untuk menjalankan sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu.
B.     Saran
            Demikianlah makalah singkat ini, saya menyadari banyaknya kekurangan didalam penyusunannya. Maka dari itu saya meminta maaf dan mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Atas perhatiannya saya ucapakan terimakasih.






DAFTAR PUSTAKA

Handoko, H. 1984. “Dasar – Dasar Manajemen Produksi dan Operasi”, 1984.Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Handoko, H. “Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi”, 2010-2011, BPFE, Yogyakarta, Edisi Pertama.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

makalah tentang TEORI KETENAGAKERJAAN DAN UPAH

MAKALAH ILMU EKONOMI MIKRO Tentang : TEORI KE TENAGAKERJAAN DAN UPAH Oleh : DEKA NANDA SAPUTRA NIM: 1630403018 ...